Saturday, May 3, 2014

Pria paling bahagia

Banyak yang bilang kalau…
Cinta itu dari mata turun ke hati.

Tapi, bagaimana kalau itu salah. Bagaimana kalau sebenarnya kita tidak perlu melihat untuk bisa jatuh cinta. Bagaimana kalau sebenarnya kita tidak perlu bertemu untuk bisa terpesona. Bukan kah saudara kita yang tunanetra itu buta. Jadi, kalau memang cinta itu dari mata turun ke hati. Lalu, bagaimana mereka jatuh cinta ?...


Lalu, bagaimana aku jatuh cinta ?

Aku tidak tahu bagaimana aku jatuh cinta. Tapi, aku adalah pria yang suka dengan paras cantik wanita. Aku terkadang berdebar ketika melihat wanita bahenol berlalu lalang di depan mata. Aku jadi harus segera mengusap muka dan sesekali mengucap istighfar.

Lalu, bagaimana aku mencari makmum ?

Syarat pertama tentulah dia harus wanita, seiman, dan beriman. Bukan pria, bukan setengah pria, bukan setengah wanita, murni seorang wanita. Wanita yang mendengarkan cerita ku. Wanita yang menegur ku ketika salah dan menguatkan ku ketika benar. Wanita yang mengerti aku. Wanita yang mentalnya sekuat baja,misalnya.

Oh ya, yang paling penting. Dia suka bercerita kepadaku. Bercerita hal yang dia sukai dan tidak dia sukai. Tidak perlu terlalu cantik karena aku tidak terlalu tampan. Tapi, tentu harus pintar. Agar anak-anak ku juga bisa pintar.

Kalau bisa aku dapatkan kriteria di atas. Maka, aku akan segera kumandangkan “adzan”. Lalu, kita shalat berjamaah. Karena aku selalu satu shaf di depan mu…

Lalu, apa yang bisa kutawarkan ?

Satu Honda Brio dan rumah kecil berlantai 2 dengan 3 kamar.

Disiang hari. Dihari senin-jum’at mungkin kita akan sibuk dengan pekerjaan kita masing-masing. Tapi, di sore dan malam hari, kita akan lewati waktu bersama. Bercerita, menonton tv, hingga akhirnya kamu tertidur dan ku gendong tubuhmu ke kamar. Lalu, pikirkanlah sendiri apa yang terjadi selanjutnya.

Di akhir pekan, kita akan membuat karya bersama. Menyelesaikan naskah kita, meng-cover sebuah lagu, atau sekedar bersepeda dan berhenti ditaman. Lalu, kita saling membuat sketsa.

Dan di sela-sela semua waktu itu. Kita akan jadi relawan di sebuah NGO. Bercengkrama dan menemukan teman-teman baru.

Kita akan lalui semuanya dalam rasa syukur yang tidak pernah henti.

“…,dengan niat untuk terus berusaha menjadi manusia yang lebih baik, dengan segala ketidaksempurnaan yang aku miliki, Bismillah, maukah kamu menikah dengan ku?"

Juno

No comments :

Post a Comment