Sunday, May 31, 2015

Terima Kasih Tembakau

Wuss… *tiup-tiup debu yang sudah bertebaran di blog

Selamat Sore, Selamat Hari Tanpa Tembakau.

Hari ini dunia sosial media kita diramaikan oleh dua tagar yang bertentangan #HariTanpaTembakauSedunia dan #TerimakasihTembakau. Ada apa sebenarnya dengan tembakau ? entahlah.


Yang saya tahu tembakau adalah bahan baku utama pembuat rokok. Tanaman yang satu ini telah berkembang pesat sejak masa kolonial Belanda. Pada masa itu tembakau menjadi salah satu tanaman yang harus di tanam pada sistem tanam paksa yang diterapkan belanda saat mereka menjajah kita.
Sejak saat itu tembakau tumbuh subur di negara tercinta ini, sampai tulisan ini di buat (mungkin).

Industri rokok di Indonesia 80% menggunakan bahan baku tembakau lokal. Areal pertanaman tembakau tiap tahun mencapai rata-rata 220.000 ha, sekitar 60% terdapat di Jawa Timur, selebihnya tersebar di Sumatra Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, dan Nusa Tenggara Barat. Pada umumnya tembakau diusahakan oleh petani berskala kecil, hanya sebagian yang diusahakan oleh BUMN dan perusahaan swasta.

Sumbangan tembakau terhadap pendapatan petani dan negara cukup besar. Usaha tani dan industri tembakau dapat menghidupi 10 juta jiwa yang meliputi 4 juta petani, 600.000 orang tenaga kerja di pabrik-pabrik rokok, 4,5 juta orang yang terlibat dalam perdagangan, dan 900.000 orang terlibat dalam transportasi dan periklanan. Tembakau memberikan sumbangan pendapatan negara dalam bentuk cukai yang mencapai 42 triliun rupiah (2007), dan devisa dari ekspor tembakau sebesar 1,9 triliun rupiah.

Setidaknya itulah yang di tulis oleh http://balittas.litbang.pertanian.go.id/ walaupun pada kenyataannya tentu masih ada saja orang-orang yang tidak dibayar sepantasnya dari industri rokok yang besar ini.

Di balik banyaknya rupiah yang dihasilkan dari industri ini, tentu kita amat sangat tahu bagaimana rokok merusak kesehatan kita.

http://guetau.com/gaul/rokok/serba-serbi-penampilan-baru-bungkus-rokok-di-indonesia.html

Tapi, kita juga amat sangat tahu kalau beberapa event olahraga seperti basket, bulutangkis, dan sepakbola kita di sponsori oleh perusahaan-perusahaan rokok. Dan tidak jarang perusahaan – perusahaan ini memberikan beasiswa untuk pelajar berprestasi kita. Sebuah pemandangan yang benar-benar tidak memiliki korelasi.

Melihat semua itu saya akan menjadi sangat munafik dan tidak tahu diri kalau secara membabi buta menentang berkembangnya tembakau di Indonesia. Terlebih lagi, saya menjadi bagian dari perkembangan itu.

Saya selalu percaya tidak ada yang abadi di dunia ini, begitu juga dengan industri rokok.

Kalau ada yang bertanya, Kapan industri ini akan berakhir ? SAYA TIDAK TAHU. Industri rokok telah mengakar ratusan tahun di negara ini. Telah menjadi bagian dari keseharian kita. Telah menghidupi jutaan warga negara Indonesia.

Lalu bagaimana solusi nya ? Entahlah, menulis ini saja membuat saya menjadi bingung. Apalagi menjawab pertanyaan-pertanyaan anda itu. Jadi, merenunglah…

Saya yang berterima kasih kepada tembakau
Mas Wahono Hayatudin

3 comments :

  1. Replies
    1. Iya, polemik banget. Perlu ada bentuk usaha skala besar yang bisa menyerap puluhan juta tenaga kerja. Kalau misalnya, industri rokok benar-benar berhenti di masa depan.

      Delete