Dulu gue engga percaya kalau sakit hati
bisa ngubah kepribadian orang lain, tapi semenjak gue kenal Tomo. Gue sadar
kalau teori itu ternyata memang bener.
Perkenalan gue dengan Tomo dimulai
ketika gue diterima di salah satu kampus negeri paling bergengsi di Jakarta
(katanya). Dia terlihat normal dan (sedikit) tampan sebagai seorang mahasiswa
berumur 17tahunan. Orangnya asik, nyambung kalau di ajak ngobrol, rajin
menabung, jago main futsal, tipe cowo idaman gitu deh. *muntah
Tomo udah punya pacar ketika itu,
tapi beberapa bulan setelah dia masuk kuliah, dia putus. Gue masih inget
banget gimana ekspresi muka dia ketika putus. Ekspresi muka yang sampai hari
ini bikin gue terus ketawa, kalau aja ada kamera saat itu, mungkin dah gue
abadiin momen berharga itu. Ngeliat temen lagi sedih gitu, naluri cowo sejati
gue pun akhirnya bangkit. Dengan penuh kelembutan dan kasih sayang sebagai
seorang teman, perlahan-lahan gue ngedeketin dia.
gue : Mo, lu
kenapa ?
Tomo : Ga kenapa2
gue : Tapi
lu keliatan sedih
Tomo : Serius gue ga
kenapa2
gue : Oh ya
udah
Tomo : No, lu sih enak.
GA GANTENG
gue : #jlebb
Dengan tidak berperasaan dia
ngucapin kalimat itu. Ngedenger kalimat itu gue jadi mikir, jadi dia pikir dia
putus karena dia ganteng ??? jadi dia pikir dia lebih ganteng dari gue ??? jadi
dia pikir gue lebih jelek dari dia ??? jadi dia ngerasa ganteng ??? sialll....
tapi sebagai teman yang penuh kasih sayang, gue ngerti klo dia itu cuma lagi
galau kebawa perasaan. (tapi asli kalimat Tomo nusuk bgt)
Sejak tragedi putusnya Tomo dan sang
pacar, dia mulai berubah tidak seperti yang dulu lagi. Dia mulai terlihat agak
kemayu dan kehomo-homoan. Sering banget terlihat bersama para cowo dan
menggenggam tangan mereka dan gue salah satu dari cowo itu. Sebagai cowo normal
dan insyaallah beriman, perilaku Tomo terlihat mengerikan bagi gue. Sejak itu
juga dia jadi lebih lucu dari sebelumnya, suka banget ngelawak di kelas walaupun
sebenernya kadang-kadang ga lucu. Gaya perpakaiannya pun kadang-kadang aneh,
pernah suatu hari dia pakai baju longgar ala boyband dan minum f*nta yang
bikin bibirnya merah merona dan dengan santai dia berdiri depan pintu kelas
sambil jilat2 bibirnya yang kemerahan itu (nah bayangin deh tuh).
Tomo sebenernya pernah pacaran lagi
setelah putus dengan pacar pertamanya, tapi entah kenapa akhirnya dia putus dan
kali ini dia yang mutusin (hebat). Dan sekarang dia sedang menjalin hubungan
dengan perempuan yang lebih tua, klo di pikir - pikir Tomo kayanya sedang
meningkatkan kasta percintaannya ke tingkat yang lebih tinggi. Dari yang
awalnya di putus, terus mutusin, dan akhirnya sekarang menjalin hubungan dengan
perempuan yang lebih tua. Dia panggil pacarnya yang sekarang dengan sebutan
Mrs. Smurf (alay dasar) *becanda
Setelah gue menjalin hubungan
dengan Tomo selama 5 semester (hubungan pertemanan) akhirnya gue sadar, kalo
sikap lucunya itu adalah pelarian dari rasa sakit hatinya yang terdahulu
(mungkin). Tapi berkat kelucuan dia, gue bisa ketawa dan jadi lebih santai
ngehadapin dunia perkuliahan yang penuh konflik. Konflik dengan tugas, konflik
dengan dosen, konflik dengan teman, dan konflik dengan “dia” yang ada jauh
disana. Berkat dia juga akhirnya gue punya sebuah teori.
"Orang
yang tadi nya ga lucu dan tiba-tiba jadi lucu berarti dia pernah tersakiti,
Orang yang lucu dan bertambah lucu diapun pernah tersakiti, yang lucu yang
tersakiti"
Sebelum kita berpisah, gue mengajak
kalian semua para pembaca, untuk menundukkan kepala sejenak dan berdoa agar
Tomo beneran ga homo dan dia bisa menjalin hubungan dengan mrs.smurf nya
dengan baik dan selesai dengan "cantik".
Terima kasih Tuhan telah kau
ciptakan Tomo kedunia ini dan menghadirkannya ketengah-tengah kami, sehingga kami dapat tertawa
melihat kelucuannya.
Juno
tuhan berilah hidayah pada penulis ini dan juga TOMO agar mereka bisa normal kembali dan menjadi mahlukMU yang tetap berbiji 1(monokotil)
ReplyDelete