Sunday, June 16, 2013

Ibu


Hari ini untuk pertama kalinya setelah 11 tahun, akhirnya gue kembali lagi ke tempat ini. Kembali ke pasar sukapura. Pasar sukapura adalah sebuah pasar tradisional yang letaknya  -/+ 300m dari rumah gue.

Setelah 11 tahun gue engga kesini. Ternyata pasar ini masih sama. Masih bau dan parkirannya masih berantakan. Tapi, tempat yang bau dan berantakkan ini menyimpan banyak kenangan manis antara gue dan ibu gue. Kenangan yang baunya harum dan wujudnya tertata rapi. Engga seperti kenangan orang yang gagal move on. (ah... curhat lagi)

----------------------------------------

Harusnya hari ini gue bermalas – malasan sambil minum teh dan nonton film kartun di Indo**ar. Tapi, tiba – tiba ibu gue minta untuk dianterin ke pasar sukapura.

Ibu      : No, mau nganterin ke pasar ga ?
Gue     : Kapan Bu ?
Ibu       : Ya, sekarang. Kamu nganterin aja, nanti pulangnya biar ibu naik angkot aja.
Gue     : Oh yaudah.

Dengan sedikit bermalas – malasan akhirnya gue beranjak dari depan tv dan bergegas nyiapin motor. Setelah motor udah siap. Akhirnya, berangkatlah kita.

Motor gue pacu dengan kecepatan sekitar 20 km/ jam. Lampu depan gue nyalain. Helm terpasang dengan rapi dan kencang. Semua gue persiapkan dengan matang, jaga – jaga kalau ada polisi yang sedang mencari uang pagi hari ini.

Setelah sekitar 15 menit memacu motor akhirnya sampailah kita di pasar sukapura. Setelah menurunkan ibu gue. Gue pun bergegas pulang. Belum jauh dari pasar, tiba – riba gue tersadar....

“Ah, Iya... Gue lupa kalau ibu gue masih pake helm”

Engga lucu bangetkan belanja di pasar pake helm dan nanti diangkot bawa – bawa helm. Pasti akan memalukan dan repot. Akhirnya, gue kembali kepasar untuk mengambil helm. Ternyata ibu gue udah jauh meninggalkan gue. Sosoknya udah engga terlihat lagi. Dia telah di telan oleh ribuan orang yang belanja. Dan gue hanyut dalam lamunan gue memikirkan nasib ibu gue. Ah, serasa jadi anak durhaka -___-

Setelah tersadar dari lamunan, gue ternyata udah ada diparkiran pasar. Gue periksa saku celana, gue raba – raba, gue elus – elus, dan ternyata gue engga bawa dompet dan handphone. Jadi, gue engga punya uang buat bayar parkiran dan engga bisa juga hubungin orang kalau terjadi apa – apa. Terpaksalah gue menunggu ibu gue selesai belanja. Hampir satu jam gue nunggu ibu gue belanja. Memperhatikan pintu keluar pasar, berjaga – jaga kalau ada seorang ibu berkerudung hitam dan berbaju orange membawa helm berwarna merah.

Waktu terus berlalu, gue mencoba fokus untuk memperhatikan pintu keluar pasar. Memfokuskan pandangan terhadap target memang rasanya sulit. Apalagi kalau populasi orang di tempat itu banyak. Kegiatan gue hari ini hampir sama seperti seorang pria jomblo yang mencari pasangan hidup di antara ratusan juta wanita indonesia. Keliatannya mudah, tapi percayalah ini benar – benar sulit.

Setelah menunggu, menunggu, dan menunggu akhirnya keluarlah seorang ibu dengan ciri – ciri yang telah gue jelasin diatas. Ya, itu ibu gue. Dengan wajah berseri gue menghampiri ibu gue.

Gue                 : Bu....
Ibu gue            : Eh, ngejemput ternyata. Baik banget... tumben :)
Gue                 : *Senyum – senyum aja.
                           (Ah..., ibu engga tau apa yang sebenernya terjadi)

Dengan belanjaan hampir dua kantong akhirnya kembalilah kami kerumah. Gue bisa keluar dengan selamat dari tempat parkiran dan gue bisa juga jemput ibu gue.

Ngebantu orang memang harus ikhlas, engga boleh ngeluh apalagi males. Apalagi orang yang kita tolong adalah ibu kita sendiri.

Tuhan memang punya cara tersendiri untuk mengingatkan para hambanya. Terkadang caranya unik dan memang engga akan bisa kita tebak. Dan ketika kita telah menyadarinya, kita akan sangat berterima kasih padanya.

Selamat berhari minggu, untuk semua ibu di dunia :)
I Love You, Mom.

Juno     

2 comments :

  1. ceritain dong kenapa namanya juno ? hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Buka ini aja bang hehehe >>> http://ocehanjuno.blogspot.com/2013/07/arti-dibalik-ocehanjuno.html#more

      Delete