"Tulisan
ini untuk ikut kompetisi @_PlotPoint: buku Catatan si Anak Magang Film
"Cinta Dalam Kardus" yang tayang di bioskop mulai 13 Juni 2013."
Seperti
malam – malam sebelumnya, malam ini gue disibukkan dengan menulis blog dan
memantau Timeline Twitter. Setelah
memantau cukup lama. Muncullah sebuah tweet
tentang kompetisi menulis “cinta dalam kardus”. Dalam hati gue ngomong...
“Cinta
dalam kardus ? Berdebu dan siap dibuang dong”
Perlahan,
gue alihkan pandangan gue dari laptop menuju pojok kamar. Di pojok kamar terlihat
ada sebuah kardus. Gue hampirilah kardus itu.
“Ko
ada disini ? Inikan barang – barang dari dia”
Ada
jaket, polo shirt, dan kartu donor darah. Gue ngelamun dan menerawang kembali
kisah dibalik barang – barang ini. Dari kisah yang manis sampai yang pahit
semua ada. Susah dilupain dan sepertinya engga bisa dilupain.
Ini
kado ulang tahun pertama dalam hidup gue. Didalam keluarga gue engga ada yang
namanya tradisi ngerayain ulang tahun apalagi ngasih kado. Dia adalah orang
pertama yang ngasih kado disaat gue ulang tahun. Memang sih engga tepat pas
hari ulang tahun gue, dia ngasih kado ini satu minggu setelah hari ulang tahun
gue. Karena dia harus kembali ke Bandung untuk ikut SNMPTN. Seminggu setelah
dia ikut SNMPTN dia balik lagi ke Jakarta. Dia nginep di rumah sahabatnya, bikin
kue, dan nyiapin kado ulang tahun buat gue.
Beginilah
perempuan ketika dia jatuh cinta. Apa aja dia lakukan untuk orang yang dia
cintai. Terkadang gue berharap waktu berhenti disitu. Karena waktu itu adalah
salah satu waktu berharga dalam hidup gue.
Diantara
semua barang, barang inilah yang paling berharga.
Gue
lupa hari itu hari apa, hari itu langit sedikit gelap dan gerimis perlahan
turun. Membuat suasana Bandung yang dingin menjadi lebih dingin. Mobil yang
kami tumpangi berhenti disebuah PMI. Hari itu gue menemani dia untuk donor
darah dan gue pun diajak untuk donor darah. Setelah melakukan beberapa tes, gue
pun dinyatakan pantas untuk mendonorkan darah. Sedangkan dia engga bisa ikut
donor karena jumlah hemoglobinnya engga cukup. Akhirnya dia pun nungguin gue di
tempat istirahat.
Kurang lebih 15 menit, kantong darah bertuliskan A terisi penuh. Gue pun bergegas menghampiri
dia untuk segera pulang. Tapi, tiba – tiba hujan turun dengan lebat. Kami pun
akhirnya menunggu hujan berhenti. Mengobrol banyak hal, termasuk cerita
bagaimana rasanya donor untuk pertama kali. Hujan membuat kami jadi lebih
dekat.
Inilah
bagian terindah dari cinta, cinta mengajarkan bagaimana kita berbagi. Gue yang
engga pernah berani donor darah, akhirnya donor darah.
Ini
barang terakhir yang dia kasih ke gue. Barang yang juga menandai kalau kisah
cinta gue dan dia harus di cut. Polo
shirt berwarna hitam. Entah, ini kebetulan atau memang takdir Tuhan. Orang
bilang warna hitam artinya kesedihan. Inilah bagian tersedih dalam kisah gue. Hari itu gue putus...
Ngeliat
semua ini, gue jadi sadar. Ternyata untuk bisa move on, yang harus kita lakukan
bukanlah bekerja keras melupakan masa lalu. Tapi, yang mesti kita lakukan
adalah menerima masa lalu sebagai bagian dari hidup kita dan cobalah ikhlas.
Ikhlas
lebih mudah dikatakan daripada dilakukan. Entah berapa lama waktu yang gue
perluin untuk bisa ikhlas. Tapi, berapa lama pun waktu yang gue perluin untuk
ikhlas. Gue harap gue dapat menikmati setiap prosesnya.
Juno
No comments :
Post a Comment