Tuesday, March 26, 2013

Cinta dan Teori



Cinta apalah itu cinta. Kata cinta makin ribet di ucap sejak d’Bagindas ciptain lagu C.I.N.T.A. Ngucap cinta nggak lagi Cinta, tapi harus C.I.N.T.A

Nih bagi yang belum tau d’Bagindas


Cinta, memang ribet cinta memang rumit. Tapi, cintalah yang membawa gue kepostingan ini.
Malam ini ada sedikit percakapan kecil antara gue dan “dia” yang ada di Bandung.

Gue     : Perasaaan yang aku rasain ini cinta atau apa ya ?
Dia      : haha, km baca deh triangles love theory. Cari di internet.
……………..................................................................................................................................
Oke dah cukup, Cuma segitu aja percakapan pribadi gue yang bisa gue share ke hal layak umum.

“dia” cerita kalau di fakultas psikologi “dia” belajar tentang “Triangles Love Theory”. “Dia” belajar teori ini di mata kuliah psikologi perkembangan II dan psikologi sosial II.

Gue kan jadi penasaran kan, teori apaan sih nih ?! Pertama kali gue denger teori ini, gue kira ini tentang teori cinta segitiga. Karena ada kata “triangles” dan “love”.

Setelah searching di google, akhirnya ketemulah teori itu. Di blog ini >>> klik

Jadi, berdasarkan blog yang gue baca itu. Gue menyimpulkan beberapa hal. Triangles Love Theory / Triangular Theory of Love adalah…..

  • Teori yang di temukan oleh kakek Sternberg (sengaja panggil kakek biar akrab) yang ngebahas tentang makna, aspek, dan jenis-jenis cinta. 
  • Kakek Sternberg ngepublish teori dia di Jurnal Psychological Review pada tahun 1986. 

Menurut kakek Sternberg ada 3 hal yang bisa ngebangun C.I.N.T.A, yaitu : keintiman (intimacy) , gairah (passion), dan komitmen (commitment).
  • Gairah (passion) > Mendorong seseorang merasa ingin dekat secara fisik, menikmati/merasakan sentuhan fisik, ataupun melakukan hubungan seksual dengan pasangan hidupnya. 
  • Keintiman (intimacy) > Mendorong seseorang untuk selalu melakukan kedekatan emosional dengan orang yang dicintainya. Dorongan ini menyebabkan individu bergaul lebih akrab, hangat, menghargai, menghormati dan mempercayai pasangan yang dicintai.
  • Komitmen (commitment) > Mendorong seseorang tetap mempertahankan hubungan cinta dengan pasangan hidup yang dicintainya. Komitmen yang sejati ialah komitmen yang berasal dari dalam diri yang tidak akan pernah pudar/luntur walaupun menghadapi berbagai rintangan, godaan, ataupun ujian berat dalam perjalanan kehidupan cintanya.

Nah, kalau kalian punya ketiga hal di atas, kalian akan punya cinta sempurna. Tapi, seperti pepatah bilang.

“Tak ada gading yang tak retak”

Maka begitu juga dengan Cinta, nggak ada cinta manusia yang sempurna. Cinta yang sempurna ya cuma cinta tuhan.

Nah karena engga sempurna itulah, Makanya kakek Sternberg ngebagi jenis-jenis cinta.

http://en.wikipedia.org/wiki/Triangular_theory_of_love
  • Menyukai (Liking) Kakek Sternberg bilang kalau menyukai dalam hal ini tuh ciri pertemanan atau persahabatan sejati, di mana seseorang ngerasain keterikatan, kehangatan, dan kedekatan dengan yang lain tapi nggak intens dalam hal gairah atau komitmen jangka panjang.
  • Cinta gila (Infatuated love) sering dibilang sebagai “cinta pada pandangan pertama”. Karena engga ada aspek keintiman dan komitmen. Jadi, cinta gila mungkin aja menghilang tiba-tiba.
  • Cinta kosong (Empty love). Kadang-kadang, cinta muncul tanpa ada perasaan keintiman dan gairah dan itu disebut dengan cinta kosong. Tipe cinta ini hanya ada perasaan untuk berkomitmen tanpa ada keintiman dan gairah diantara mereka. Biasanya muncul pas ada budaya jodoh-jodohan.
  • Cinta romantis (romantic love). terikat secara emosional (kaya  nomer 1) dan ada gairah satu sama lain.
  • Pasangan cinta (Companionate love) sering kita liat di pernikahan, di mana gairah udah nggak ada, tapi kasih sayang yang dalem dan komitmen masih ada.
  • Cinta bodoh (Fatuous love) bisa di liat saat pacaran dan pernikahan lagi renggang, di mana cinta masih ada komitmen dan gairah, tapi engga ada keterikatan, kehangatan, dan kedekatan. (ah bener2 cinta bodoh).
  • Cinta yang sempurna (Consummate love) bentuk lengkap dari cinta. Ini tuh tipe ideal dan banyak orang pengen mencapainya (termasuk gue).  Kakek Sternberg bilang, “Pertahanin cinta yang sempurna lebih sulit daripada ngegapainya. Cinta yang sempurna tuh mungkin aja nggak permanen. (ya namanya juga manusia) Bisa aja kan gairah hilang dari waktu ke waktu. Nah, pada saat keadaan itulah Consummate Love berubah jadi Companionate Love” 

Ada satu hal lain yang gue pelajarin, “Cinta yang sempurna” itu bukan lah sesuatu yang mudah. “Cinta yang sempurna” juga bukanlah sesuatu yang bisa gue dapetin di umur gue yang baru 1/5 abad ini. Dimana pada umur segini, gue masih di penuhi dengan rasa labil dan prioritas yang terkadang engga jelas.

Tapi, ini lah nikmatnya jadi manusia berumur 20 tahunan. Labil, tapi selalu berpikir memperbaiki diri. Gue pernah denger sebuah kalimat yang menurut gue ada benernya

“Galau ya engga apa-apa, galau artinya lu masih mikir. Yang apa-apa itu kalau lu nggak bisa ngarahin kegalauan lu ke sesuatu yang bisa memperbaiki dirilu”

Juno

No comments :

Post a Comment